@siareef

09 December 2012

Menyambangi Lembang

Vila minimalis berlantai dua di kawasan Vila Istana Bunga.
Tempat kami bersantai ria ☺ 

Menyepi sejenak di Vila Istana Bunga - Lembang.
Menyepi?   Hmm, tidak juga. Karena masih di kacaukan oleh kicauan     , Ical & Irvin ☺

Mungkin ini sekedar pindah rebah, atau membeli suasana. Namun atas nama kebersamaan dan ajakan mendadak  , jadilah 'keluarga' ini terkumpul. Sayang, ada anggota 'keluarga' yang urung nimbrung seperti     dan  .

Bagi saya mereka adalah 'keluarga'. Sangat berharga.
Lewat latar belakang berbeda, tidak lantas menjadi pembatas. Justru, semakin mempererat dan mengikat menjelma  k.

Dua ekor kuda yang asik sarapan pagi di halaman Vila Istana Bunga 

Keesokan harinya, saya berkesempatan menyaksikan koki-koki cantik bertempur di dapur. Serasa nonton Master Chef secara live ketika semangat penuh talenta para wanita berlaga...

Tak tahan ingin mencicipi sambel ulekan  , bakwan jagung a la  , sayur asem si putri Banten  , tentu saja dengan piring kinclong hasil cucian si bibi ☺. Di santap di teras vila, makan siang ternikmat yang tak terpungkiri.

Aseli ! Kolaborasi kuliner yang spektakuler. Asas Bhinneka Tunggal Ika mampu diterapkan secara cemerlang dalam masakan mereka.

Selamat     , kalian lulus sebagai wanita seutuhnya. Sisa si  yang belum lulus.


Setelah makan siang kami bertolak dari Vila Istana Bunga diikuti gerimis yang setia sepanjang perjalanan.  Memasuki kota Bandung dalam guyuran deras dan banjir dijalanan. Tapi tidak sedikitpun mengurangi semangat membelah bumi Parahiyangan. 
Heheheh ... ..terang aja, orang tinggal duduk manis, yang nyetir si Ical.

Setelah menembus hujan hingga mereda, lantas kami bertandang ke Saung Angklung Udjo, kemudian berlalu. Yah, karena sesuatu dan lain hal kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, urung menyaksikan angklung show.

Belok menuju Yoghurt Cisangkuy, mencicipi yoghurt yang disajikan dalam beragam hidangan beverage. Unik dan enak. Mengakhiri destinasi ke Prima Rasa. Gak afdol berkunjung ke Bandung tanpa tentengan panganan khas nya.

Sebelum kembali ke Jakarta, kami sempatkan sejenak ngopi di Braga City Walk.

Jam 1 dini hari, saya sampai kembali ko kos tercinta.
Home sweet home.

02 December 2012

Sekelumit Kalimat



Obrolan cerdas itu tidak serta merta serius. 
Santai pun bisa berkualitas, asalkan dengan partner yang pas.

Obrolan berkualitas itu tidak serta merta serius. 
Santai pun mampu membuat cerdas, asalkan dengan partner yang pas.

25 November 2012

Dunia Tanpa Koma



Serial Dunia Tanpa Koma, sampai saat ini tidak ada serial sebagus serupa.

23 November 2012

Closer




My favourite movie forever and ever.

Tenggelam dalam kenangan mie instant

Lippo Karawaci banjir bandang, saya terhalang pulang. 

Keputusan paling bijaksana adalah pulang dengan berjalan pelan-pelan. Daripada lama-lama tenggelam di jalan, lebih baik menggelamkan diri di dipan. 
Apalagi tenggelam dalam tatapan menghujam berpasang mata dalam ruangan, sungguh jauh dari kesiapan. Bukan begitu kawan? Ya, karena seharusnya saya menuju Binus Anggrek untuk menjemput ilmu, namun karena telat yang sedemikian gawat, saya urungkan. 

Hmmm ... Atau tenggelam dalam kuah Indome Telor buatan sendiri? Nikmatnya tak terbandingkan ☺ 
Jadi ingat, terakhir kali makan Indomie Telor masakan sendiri adalah saat kos di Bali 3 tahun silam. Nyaris tiap malam. Ahhh, tersandung kenangan ☺ 

Bukan tanpa alasan menjejali perut dengan mie instant. Bukan sekedar ikat pinggang dikencangkan. Bukan pula semata keinginan, justru lebih pada keharusan. Namun, apakah 'keharusan' masih layak disodorkan sebagai alasan setelah 3 tahun berjalan? Atau sekonyong-konyong hujan dijadikan batu sandungan?

Ahhh kenangan, memang selalu menarik untuk ditarik ke permukaan. Jejak-jejaknya terukir di kepala, jelas bagai pahatan. Terlalu naif apabila menyalahkan keadaan. Bahkan kekuatan memaafkan kadang bermunculan saat segalanya berubah menjadi satu kenangan.

18 November 2012

5 CM The Movie



Satu judul film yang kudu banget di tonton 12 Des 2012.
Diadaptasi dari novel berjudul sama yang gw baca setahun lalu.


15 November 2012

Usai

Salah satu orang penting yang menempati hati, kini sudah mati. Seperti hatiku yang kini mati.
Kebohongan yang membunuhnya. Dusta dilakukannya semudah mengedip mata.

Bohong, kata yang  apabila sudah mengakar seperti penyakit permanen. Bohong, layaknya pecandu akan dilakukan lagi dan lagi. Dan "Maaf" satu kata yang selalu disanding sebagai penawar sementara, karena obat  penyembuh belum tercipta. Maaf, satu kata mujarab yang di telan apabila kebohongan terbongkar.

Seperti layaknya jasad yang mati, begitu juga hati tak akan bangkit lagi. Terlalu banyak sakit yang menggerogoti atas ucap dusta. Terlalu berat beban yang diemban akibat ulah kebohongan.

Satu-satunya penawar adalah kata usai. Sudahi atau terus diludahi. Selesai atau selalu terbengkalai.
Aku memilih yang pertama. Lekas berbenah. Bergegas melangkah. Di luar sana masih banyak hal menarik untuk di taklukan.

Terimakasih untuk hal-hal manis yang pernah terjadi.



Ari Lasso - Patah Hati



Astagah !
Akhirnya gw ngerasain juga.
Kenapa juga ada lagu ini.




11 November 2012

Potret - Bunda



Lagu favorit sepanjang masa. Ingat pertama kali dengar lagu ini pada masa SMP.
Kira-kira tahun '97 hits banget. Melly emang juara bikin lagu.

Hujan


Separuh  hari tidak keluar rumah, begitu membuka pintu, menyeruak masuk aroma tanah karena hujan.   Hmmm, segar dan saya suka. Segera saya membuka pintu dan jendela lebar-lebar.

Pada dasarnya saya suka hujan, jadi suka juga dengan efek yang ditimbulkan. 
Saya suka hujan tapi tidak berpaket macet. Saya suka gerimis tapi tidak berbuah tangis.

Efek yang timbul selepas hujan, seperti aroma tanah segar, udara sejuk, bahkan tercipta indahnya bianglala. Tumbuhan pun menari bahagia  mendapat ekstra asupan air, bagi bumi sebagai  penghalau kekeringan.

Pun  gerimis. Menimbulkan efek romantis. Gemericiknya serupa alunan melodi alam yang fantastik. Sangat menarik di telinga. Kalau banjir dan  macet itu lain soal, karena penyebabnya manusia, bukan hujan,

Seperti hari ini, sambut Sabtu kedua  November bersama tetesan air langit bahagia. Segera beranjak dari tempat tidur, melempar selimut, lantas membuka jendela dan bergegas ke teras. Indah.
Lewat balkon, dengan kaki & mata telanjang, takjub menyaksikan perubahan langit dari benderang berangsur melegam. 

Di atas sana, sepasukan air memasang kuda-kuda  untuk  menyerbu bumi. Sang Ratu Petir berseru, lantas begeraklah mereka secara  serentak yang  membuat bumi berteriak. Kemudian tanpa kilat hujan lewat sekelebat.

Air langit berjatuhan tak kenal kompromi tanpa hiraukan kesiapan tuan Bumi. 

Tunggu, bumi? Benarkah?
Bumi sangat siap denagn keadaan ini. Kita, manusia yang terlanjur terbentur keadaan.  

Yang selalu melempar alasan. Tidak mengenal kesiapan

Maliq n D'Essential - Untitled



Pertama kali denger lirik  super romantis ya di lagu ini.
Gak tau kenapa langsung suka, dan gak pernah bosan.
Meski tanpa judul tapi gak pernah berasa jadul.

09 November 2012

Drupadi (Behind The Scene)

Padi - Kasih Tak Sampai


Pertama kali liat video klip paling keren ya di lagu ini.
Kira-kira tahun 2001, rasanya si Ladya Cheryl itu cewe paling cantik.

Balada Jumat



Satu kata buat Jumat, dilema.
Jumat itu selalu dinanti sekaligus dihindari.

Separuh menyambut gembira,
sebagian lagi merasakan siksa.

Gembira melangkah ke gerbang penghujung pekan, tersiksa melangkah lelah menerobos kemacetan


Tapi apa daya, bukankah segalanya telah tersetting sedemikian rupa.
Begitupun Jumat, selalu punya daya pikat.

02 November 2012

Noah - Separuh Aku



Pertama kali liat Ariel perform pasca keluar bui.
Pertama kali lagu yang diperdengarkan pasca Peterpan berubah Noah.
Keren, Ariel emang gak pernah hilang pesona.

Dari kemarin sempat kepikiran pengen  nonton  nya  yang lagi konser malam ini di MEIS Ancol, tapi waktu dan saku tak membantu. 
Alhasil cuma bisa nonton di SCTV dan lewat youtube ini.

10 October 2012

Kita

Tentu saja tak persis sama. Sudut pandang kita saja berbeda. 

Bukan berarti kita tidak bisa bersama. Karena 'berbeda' adalah satu kata pemersatu kita.

Satu hari, luangkan waktu berdiri pada satu pijakan. Tanggalkan ego, satukan pandang pada satu sudut bersamaan.

Segala yang terlihat, itulah kita.  
Bukan aku, bukan kamu. Bukankah ego sudah meluruh. 
Melebur saling berbaur. 
Aku separuh, kamu separuh. Utuh.

08 October 2012

Bertandang ke Pulau Pramuka


Menjejak Pulau Pramuka dengan Pose
Lewat obrolan singkat dengan beberapa sahabat, jadilah kita berangkat menuju ke Pulau Pramuka, salah satu pulau kecil bagian dari gugusan Kepulauan Seribu. Bukan tanpa alasan menjadikan Pulau Pramuka sebagai destinasi. 

Alasan utama adalah waktu, mencari waktu yang pas sebagai pekerja dengan profesi berbeda bukan perkara mudah. Yang ke dua adalah budget, untuk saat ini hanya memungkinkan melakukan perjalanan jarak dekat. Yang penting semua nyaman, semua senang.


Sabtu pagi, 6 Oktober 2012.
@fitwa88  @faisalperdana  @dinar_menik @chyntiapangkey @salz_ong @samuel_gani @siareef @icallicious  Irvin & Wahyu

Meeting point di Muara Angke. Saya dan 9 kawan bertemu di pom bensin, tempat paling kondusif untuk berkumpul. Selain rombongan kami, ternyata sudah ada ratusan manusia, rata-rata berusia muda atau lebih ke arah mahasiswa,  yang berfikiran sama untuk menghabiskan akhir pekan ke Kepulauan Seribu. 

Tiga puluh menit menunggu, akhirnya niat untuk melihat Jakarta dari sisi berbeda akan terlaksana juga. Kami bergegas menuju kapal yang telah siap untuk tinggal landas melaut.. Tanggalkan hiruk pikuk, lantas bertekuk lutut pada laut dengan  pesona yang menggoda

On Board with @dinar_menik @faisalperdana
Oya, kapal motor ini merupakan angkutan penumpang khusus Muara Angke - Kepulauan Seribu berkapasitas 200 orang yang terbagi menjadi 3 deck untuk penumpang. Deck berupa bangsal tanpa bangku, penumpang saling tumpang tindih beralas karpet alakadarnya. Beragam karakter, tapi  perlakuan sama, tak ada beda. Disinyalir kurang lebih akan terombang-ambing di atas lautan 2,5 jam, tapi dengan kondisi kapal yang melebihi kapasitas maksimum, bisa memakan waktu hingga 3 jam. Overweight !


Pulau Pramuka
Voila ! Sebaris kata : "Selamat Datang di Pulau Pramuka" segera terbaca saat kapal yang kami tumpangi mendarat perlahan menuju daratan. Kaki-kaki kami berebut menjejak tanah seolah tak sabar merasakan sambut hangat penghuni pulau. 


Kurang lebih 100 meter dari pantai kami tiba di penginapan. Kami menginap di satu rumah, yang terdiri dari 2 lantai dan beberapa kamar. Sangat luas dan nyaman dengan  fasilitas  TV  dan kamar mandi yang ada di masing-masing lantai, lemari es, dan kitchen.


Tak perlu menunggu lama untuk sekedar menaruh barang. Dengan beberapa persiapan, setelah makan siang kami segera menuju lautan. Yuhuuuuu, petualanganpun di mulai !!!

Snorkeling Seru
Kami berlayar sekitar 30 menit menuju spot snorkeling. Lumayan mengasyikan. Yang paling menyenangkan adalah kebersamaan dengan mereka, karena ini kali pertama melakukan aktivitas snorkeling bersama. Kalau untuk view, masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan beberapa spot yang pernah terkunjungi seperti Benoa, Gili Trawangan atau Karimun Jawa.

Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, bukan sekedar pepatah. Kami mematahkan itu semua. Dalam sehari mengunjungi beberapa spot yg menarik. Selain pesona Pulau Pramuka, 2 spot snorkeling yang amazing, kapal nelayan menuntun kami bertandang ke pulau Semak Daun.



Pulau Semak Daun
Pulau Semak Daun, pulau terkecil dari semua pulau-pulau yang membentuk Kepulauan Seribu. Pulau ini belum ada instalasi listrik sehingga aktivitas yang dilakukan tidak begitu banyak. Ketika kami tiba, hanya ada beberapa regu Pramuka yang sedang berkegiatan. Bila ada pengunjung lain pun, hanya bermain di pantai yang tampak tak berombak dan dangkal. Di sini, kami hanya makan mie instan, minum es kelapa, dan minum kopi saja. Selebihnya menyaksikan malam yang berangsur membunuh senja, serta mengambil beberapa gambar. Ya, lagi lagi gambar. Karena apabila hanya tersimpan dalam memori kepala, lambat laun akan terhapus seiring usia yang menua.

Beranjak malam, kami bertolak dari Semak Daun.  Bersama lelah, kami menaiki kapal nelayan menuju penginapan. Berada di tengah lautan lepas pada malam hari itu punya sensasi berbeda. Bila pada siang hari bermandikan cahaya Matahari, saat malam rasakan jutaan gemerlap Bintang yang terasa sekali di atas kepala. Indah. Tak henti ucap syukur atas indahnya dunia.


Bergerak dalam gelap. Tanpa cahaya, hanya bergantung pada alam dan pijar lampu di daratan. Dan tentu saja insting sang nelayan. Bergerak dalam diam. Entah, sudah habis bahan obrolan atau masing-masing  mencipta percakapan sendirian. Tentu saja antara hati dan masing-masing pikiran

Perlahan tapi pasti kapal nelayan ini membawa kami menyeberangi lautan. Kapan sampai, hanya nelayan yang tahu. Dan tentu saja  Tuhan sang maha tahu. Ah, bagaimanapun Tuhan sang maha pengatur yang tak pernah meleset dalam hal waktu dan kesempatan. Toh, akhirnya kami sampai di daratan.


Minggu, 7 Oktober 2012
Selamat pagi Jakarta. Aku masih ada di dalammu. Namun di sudut terpencil yang mungkin engkau tidak tahu. Ya, Kepulauan Seribu. Pembeda paling mencolok disini, bebas polusi, posisi rumah yang berjejer rapi, dan sepeda sebagai moda transportasi paling mendominasi.

Selama disini, semakin tahu bahwa saya banyak tidak tahu. Tentang navigasi kapal nelayan, tentang arah mata angin di lautan, bahkan jenis ikan. Saya mencicipi beragam varian ikan yang tidak lazim terdengar. Ada ikan buntal, kakatua, kambing-kambing dan kaci-kaci. Untuk rasa, enak banget.

Sayang, kami harus kembali ke kota. Kembali berjibaku dengan urusan kerja, berkutat dengan diktat kuliah, memberesi urusan hati, bertemu polusi, dan berhadapan dengan macet. Rasanya tidak puas hanya semalam. Namun apabila mengikuti keinginan, bukankah seperti menguras air laut yang tak pernah habis. Ingin lagi dan lagi.

03 October 2012

K A M U


Aku percaya sama kamu. Sangat !

Tahukah kamu, keyakinanku terjaga bahwa jutaan kata yang meluncur lewat mulutmu, hatimu yg meramu. Apapun itu. Tak perlu melontar alasan klise berbalut drama itu. Aku sudah tau kemana semuanya tertuju.


Semua terlihat biasa, tampak sempurna. Sempatkah kamu lihat ke rongga. Kita tidak dalam keadaan baik-baik saja. Jasadmu boleh saja kurengkuh utuh. Tidak dengan hatimu yang kian jauh tak tersentuh.


Ini yang kau sebut harmonis?  Sementara berjuta rahasia tersimpan di balik ucapmu yang manis.
Ini yang kau sebut seiring? Bahkan semua polahmu tampak seperti orang asing.
Ini yang kau anggap satu? Tatkala mata, hati dan pikiranmu saling tuding atas ucapmu yang palsu.

Kamu sadar? Untuk saya, polah manismu justru sebuah tamparan.
Kamu paham? Kamu terlihat asing. Kian hari kian lihai berakting.
Kamu tau? Saya rindu kamu yang dulu. Bukan kamu yang berlakon palsu.

Hati merunut kejadian demi kejadian yang terekam tanpa perlu bukti, semua tergambar jelas menurut peranan demi peranan yang telah dilakoni. Seumpama mengedip mata, begitu juga dusta, gampang sekali kamu melakukannya. Toleransi memaafkan sudah saya junjung sedemikian tinggi. Bukan berati kesalahan sama dilakukan berulang kali, lagi dan lagi.

Kasih tahu saya, resep sabar ketika sadar ada banyak kebohongan terbongkar. Bahkan jejak rekam dusta yang termaafkan kemarin belum sepenuhnya pudar.

Kasih tahu saya, solusi atasi lelah hati. Terlampau sepi disini. Otak tak bergerak, nurani enggan berdikusi.


Ingin sekali mengakhiri pertikaian dengan elegan, tanpa tendensi saling menyalahkan. 



Bulatkan tekad, kuatkan niat. Usah menoleh, terus melangkah. 

Cukup menoreh sejarah, bukan kenangan. 


Lupakan. Hembuskan !!

20 September 2012

Coca-cola Campaign



Video pertama yang di putar oleh Mili.
Video pertama yang dijadikan tugas oleh Mili.
Video pertama yang jadi saksi ketika kawan sekelas masih berkawan dengan Mili

*Mili sang dosen PR Campaign

22 August 2012

Kita VS Korupsi Part 2: Aku Padamu




Satu dari film pendek omnibus Kita VS KPK
Akting Nico dan Reva yang mumpuni,
di tambah cerita yang apa adanya, jadi 1 paket
kekuatan film ini. Keren !

01 June 2012

J u n i

Hadirnya bulan Juni semestinya disongsong dengan senyum secerah mentari. Tapi buat saya, tidak !
Bukan karena saya tidak suka bulan ke-6 ini. Cuma, bulan ini teramat berharga apabila sebentar singgah kemudian berlalu begitu saja.

Juni ibarat belati. Apabila tidak hati-hati. Mampu menggores luka hati. Bahkan menamatkan riwayat diri.
Bulan Juni secara perlahan akan menghisap sisa-sisa usia. Menanggalkan masa remaja, kemudian melemparkan ke jurang dewasa. Secara paksa.

Bahkan sampai saat ini, saya tidak menyadari arti pendewasaan diri. 
Semua berjalan, berlari, bahkan jatuh kemudian bangkit kembali, sendiri.

Ah, semua gara-gara bulan Juni. Bahkan karakter si kembar yang menaungi bulan ini pun tanpa kuasa ditolak.  Telah merasuk menjelma paerilaku.

05 May 2012

Petikan Jumat

Baru sekali ini saya mampu mengingat kutipan khotbah Jumat, keterlaluan memang.

Berikut kutipan tersebut :

 ' Malaikat akan menutup buku, ketika khotib naik mimbar,
 karena Malaikat akan ikut mendengarkan khotbah'

Tapi sayang saya lupa siapa khotib tersebut.
Dalam hati saya bertanya,
bagaimana nasib saya ?
Secara selalu datang Jumatan pada detik-detik khotbah menjelang usai.

24 April 2012

Statistik asyik ?

Kuliah ? Masih musim yahh .. ..
Nada minor yang sempat mampir ditelinga, dan jika didengarkan akan berbuntut panjang.
Cukup beri senyuman. Sedikit, yah sedikit.
Buat apa menghabiskan waktu untuk mereka yang tidak memberi kontribusi apa-apa.
Ahhhhh .. .. Serius sekali, lupakan!

Bicara sekolah, eh kuliah, minggu ini UAS. Dan dibuka oleh statistik, yang jauh dari asik.
Kata sebagian sih menyenangkan, buat saya sumpah tidak tergelitik walau sedikit. Melirikpun malas, apalagi otak-atik. Kepala pusing lantaran terserang rumus statistik, bahkan nyaris keselek kalkulator dan muntah angka. Bagi saya bermain angka itu menyiksa. Terlalu eksakta. Seolah segalanya berdiri tegak, tanpa alasan apapun mau di terima.

Saya suka bermain aksara. Merangkai kata-kata. Seolah Mencipta karya tanpa harus ada alasan yang dipaksakan sama. Dengan aksara kita bebas merangkai kata. Dengan kata, kita bebas menginterpretasikan makna, tanpa harus terjebak rumus yang mengikat dan memaksa.

Jadi, untuk hitung-menghitung. Cukup setiap akhir bulan saja dengan nominal.
Tanpa rumus, tanpa kalkulator semuanya bisa terurus dan terkatrol.

21 April 2012

Sabtuku Berlalu

Sabtuku telah habis.
Usai sudah.
Entah, menjadi kisah indah.
Atau, cuma lelah tanpa sejarah.

Bersama Kalian

Saat-saat tadi takkan terbeli. Hanya bisa dilewati sekali. 

Pun juga gerak gerik & polah tingkah kalian, takkan tergantikan. 
Indahnya berkawan.
Bersama kalian, aku menemukan arti berkawan. 

Bukan sekedar serangkai  huruf bertautan mewujud K A W A N ☺

Bersama kalian, terjalin segala keterbukaan. 
Menguak topeng kepura-puraan.

Bersama kalian, tanpa membayar mahal mendapat banyak hal sebagai pembelajaran. 
Cukup dengan senyuman  (ړײ)

Kabar Buruk (Masih)

Butuh sahabat ! Sahabat gw mana ? Sahabat gw manaaaaaaaaaa ???

Kabar tak sedap kedua yang kembali tersiar, sebagian hati senang, 
tapi separuh yang lain terasa terinjak.
Sebenarnya dari kemarin ingin mengatakan ini. 
Tapi saat ini waktu tertepat tuk mengucap :

 -Dunia ini nggak fair !!-

Sebelum mati mendadak, cuti mendadak adalah pilahan yg harus ditindak.
Menutup mata sementara dari hal-hal berbau tipu daya. 

Yuk, kita kemana !!  
-Melempar semua problema ke jurang tak bernama -






Kabar Buruk

Sergapan sesak ini tak kuasa kutolak. Terlampau menohok & telak. Gak ngerti terbuat dari apa itu otak. Uhhh, office politic !! Speechless.


Menjadi orang pertama yang mengetahui suatu kabar itu ada dua pilihan, bisa bikin jantung berdebar atau tersenyum lebar. 

Sebut saja saya mencuri dengar atau tanpa sengaja membaca. Apakah kabar yang sudah terlanjur terekam lantas dimuntahkan lantaran kurang sopan.

Sebut saja kabar buruk yang tersiar. Hingga membuat jantung berdebar. Apakah itu berlaku juga untuk yang lain ? Nggak kan ?

Sebut saja kabar baik menyebar, sampai-sampai senyum kian melebar. Apakah yang lain merasakan hal serupa ? Nggak kan ?

Bermain-main dengan ekspektasi sama dengan bunuh diri
jika tidak siap dengan konsekuensi.

Saya? Sangat tidak siap. Apa mesti bunuh diri (?)


17 February 2012

17 februari

Ada goresan sejarah di 17 februari ini.
6 tahun silam awal mencipta sekeranjang tawa, seikat peluh dan air mata.

17 Februari,
Awal mengenal semua hal tanpa mengharap imbal.

17 Februari,
Pertama kali merangkum seluruh jiwa dan ragamu dalam satu paket penuh senyum.

17 Februari,
Kali pertama mencoba melawan ego, karena aku tidak lagi satu tapi dua.

17 Februari,
Mengurai segala yang tidak ada menjadi nyata.

Ahhh, 17 Februari !!
Berjuta kata tak kan mampu menguraikan makna dibalik bulan dan angka.