Salah satu orang penting yang menempati hati, kini sudah mati. Seperti hatiku yang kini mati.
Kebohongan yang membunuhnya. Dusta dilakukannya semudah mengedip mata.
Bohong, kata yang apabila sudah mengakar seperti penyakit permanen. Bohong, layaknya pecandu akan dilakukan lagi dan lagi. Dan "Maaf" satu kata yang selalu disanding sebagai penawar sementara, karena obat penyembuh belum tercipta. Maaf, satu kata mujarab yang di telan apabila kebohongan terbongkar.
Seperti layaknya jasad yang mati, begitu juga hati tak akan bangkit lagi. Terlalu banyak sakit yang menggerogoti atas ucap dusta. Terlalu berat beban yang diemban akibat ulah kebohongan.
Satu-satunya penawar adalah kata usai. Sudahi atau terus diludahi. Selesai atau selalu terbengkalai.
Aku memilih yang pertama. Lekas berbenah. Bergegas melangkah. Di luar sana masih banyak hal menarik untuk di taklukan.
Terimakasih untuk hal-hal manis yang pernah terjadi.
Kebohongan yang membunuhnya. Dusta dilakukannya semudah mengedip mata.
Bohong, kata yang apabila sudah mengakar seperti penyakit permanen. Bohong, layaknya pecandu akan dilakukan lagi dan lagi. Dan "Maaf" satu kata yang selalu disanding sebagai penawar sementara, karena obat penyembuh belum tercipta. Maaf, satu kata mujarab yang di telan apabila kebohongan terbongkar.
Seperti layaknya jasad yang mati, begitu juga hati tak akan bangkit lagi. Terlalu banyak sakit yang menggerogoti atas ucap dusta. Terlalu berat beban yang diemban akibat ulah kebohongan.
Satu-satunya penawar adalah kata usai. Sudahi atau terus diludahi. Selesai atau selalu terbengkalai.
Aku memilih yang pertama. Lekas berbenah. Bergegas melangkah. Di luar sana masih banyak hal menarik untuk di taklukan.
Terimakasih untuk hal-hal manis yang pernah terjadi.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.