@siareef

23 November 2012

Tenggelam dalam kenangan mie instant

Lippo Karawaci banjir bandang, saya terhalang pulang. 

Keputusan paling bijaksana adalah pulang dengan berjalan pelan-pelan. Daripada lama-lama tenggelam di jalan, lebih baik menggelamkan diri di dipan. 
Apalagi tenggelam dalam tatapan menghujam berpasang mata dalam ruangan, sungguh jauh dari kesiapan. Bukan begitu kawan? Ya, karena seharusnya saya menuju Binus Anggrek untuk menjemput ilmu, namun karena telat yang sedemikian gawat, saya urungkan. 

Hmmm ... Atau tenggelam dalam kuah Indome Telor buatan sendiri? Nikmatnya tak terbandingkan ☺ 
Jadi ingat, terakhir kali makan Indomie Telor masakan sendiri adalah saat kos di Bali 3 tahun silam. Nyaris tiap malam. Ahhh, tersandung kenangan ☺ 

Bukan tanpa alasan menjejali perut dengan mie instant. Bukan sekedar ikat pinggang dikencangkan. Bukan pula semata keinginan, justru lebih pada keharusan. Namun, apakah 'keharusan' masih layak disodorkan sebagai alasan setelah 3 tahun berjalan? Atau sekonyong-konyong hujan dijadikan batu sandungan?

Ahhh kenangan, memang selalu menarik untuk ditarik ke permukaan. Jejak-jejaknya terukir di kepala, jelas bagai pahatan. Terlalu naif apabila menyalahkan keadaan. Bahkan kekuatan memaafkan kadang bermunculan saat segalanya berubah menjadi satu kenangan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.