@siareef

21 August 2011

Mengarang bebas yang jauh dari indah

Mengarang, mungkin identik dengan kata-kata indah yang terangkai menjadi satu kalimat sarat makna. Tetapi tidak dengan yang terjadi pada hari ini.

Advertorial. Satu kata yang juga pekerjaan yang harus terselesaikan hari ini. Manajemen waktu yang payah, yah hari ini hanya membuat sebuah iklan advertorial seharian. Setelah diedit berkali-kali oleh si Bos, akhirnya kata-kata yang yang aku tunggu keluar dari mulut beliau. ' ya, baguss !! .... 
Serasa mendapat angin surga ketika apa yang kita kerjakan mendapat apresiasi dengan baik.

Hypermart Berbagi Online, itulah judul advertorial yang akan terbit di Kompas dan 19 media daerah lainnya pada hari Senin, 22 Agustus 2011. Dengan sentuhan tangan pak Gary, me-lay out dan membuat tambahan gambar sebagai pelengkap tulisan kian mempercantik tampilan advertorial tersebut. Melalui agency PT Sentra Media Pariwara materi advertorial siap dikirim ke media.
Itu yang terjadi dikantor.

Hari ini jadwal dikampus yaitu UAS. Tertulis di agenda adalah mata kuliah Sosial dan Jasa Pemasaran. Berbekal materi berupa slide kiriman seorang kawan, rasanya aku cukup siap menghadapi ujian malam ini.Seperti ujian-ujian sebelumnya tentunya.

Sore menjelang jam kantor berakhir, mulai sibuk mencetak bahan materi UAS dalam bentuk handsout, susun rapi sehingga bisa dibaca dalam perjalanan menuju kampus. Setelah berbuka puasa dengan menu alakadarnya aku langsung keluar kantor dengan sedikit tergesa. Berlomba dengan senja menuju kampus tercinta. Kebetulan hari ini adalah hari ke 19 berpuasa.


Pukul 19.30 pas, aku mengetuk pintu ruang ujian yang segera disambut kawan-kawan yang bergegas pulang.
Kenapa? Yah karena aku telat selama 1 jam. Sedangkan peraturan kampus melarang peserta ujian masuk apabila ada peserta lain yang sudah selesai ujian dan keluar ruangan. Alasan yang bisa diterima. Berbekal niat baik dan sedikit memohon supaya mereka tidak keluar ruangan sebelum aku datang, Maka aku bisa masuk dan ujian.

Dan apa yang terjadi didalam. Aku tercengang melihat soal ujian yang kupegang. Bukan karena gampang lantas aku berfikiran sebegitu cepatnya kawan-kawan saya mengerjakan. Tetapi karena dari materi yang aku baca tak ada satupun yang bisa dijadikan jawaban. Entah, mungkin salah print materi. Yang pasti tulisan yang tertuang dikertas jawaban adalah hasil karangan bebas yang jauh dari kata indah. 


Satu pelajaran, jangan belajar menit-menit menjelang ujian, apalagi baru print materi. 
Satu harapan, semoga dari karangan bebas yang tidak indah tersebut pada akhirnya mendapat nilai yang indah.

18 August 2011

L a p a r

Terinspirasi Dari tweet salah seorang yang aku follow di twitter :

@sloppypoppy : berbuka seorang diri dan menumpuk duka dipelupuk matamu? Simpan keluhmu. Banyak yang terpaksa mengunyah di jalan atau bahkan tak bisa makan.

Satu benang merah yang aku simpulkan dari kicauan diatas ialah lapar. Betapa 5 huruf itu yang membentuk satu kata sakti.
Lapar bukan mantra tokoh fenomenal Harry Potter, bukan pula jargon yang kerap dilontarkan komedian Tukul Arwana.

Tetapi kesaktian kata tersebut ialah ia mampu mengendalikan siapapun juga untuk bertindak apa saja guna memperoleh penawarnya.

Bahkan kata sakti tersebut kerap dijadikan mantra sebagai perisai dalam melakukan tindakan.
Tak sedikit pula yang sebab 5 huruf itu menjadi sesuatu yang bukan dirinya.

Begitu juga yang aku rasakan hari ini. Berbuka puasa dihari ke 18 bulan Ramadhan ini agak sedikit tergesa lantaran jadwal UAS yang harus diikuti.

Menyeruput cincau hijau plus semangkuk kolak kemudian berlari menuju lift berlomba dengan senja menuju kampus tercinta. Tak terasa lapar mulai melanda seiring memberatnya kelopak mata. Yah, menahan lapar dengan  tertidur merupakan satu pilihan super tepat saat itu.

Tapi apa yang terjadi ketika tiba-tiba terjaga, dibenak hanya berfikir bagaimana membunuh rasa lapar ini. Sebab tanpa disadari lapar mampu mengacaukan fikiran.