Hadirnya bulan Juni semestinya disongsong dengan senyum secerah mentari. Tapi buat saya, tidak !
Bukan karena saya tidak suka bulan ke-6 ini. Cuma, bulan ini teramat berharga apabila sebentar singgah kemudian berlalu begitu saja.
Juni ibarat belati. Apabila tidak hati-hati. Mampu menggores luka hati. Bahkan menamatkan riwayat diri.
Bulan Juni secara perlahan akan menghisap sisa-sisa usia. Menanggalkan masa remaja, kemudian melemparkan ke jurang dewasa. Secara paksa.
Semua berjalan, berlari, bahkan jatuh kemudian bangkit kembali, sendiri.
Ah, semua gara-gara bulan Juni. Bahkan karakter si kembar yang menaungi bulan ini pun tanpa kuasa ditolak. Telah merasuk menjelma paerilaku.